Proses Administrasi Dokumen Operasional Alat Tower Crane dan SIO Tower Crane di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT
Definisi SIA dan SIO Tower Crane?
Perizinan SIA serta SIO merupakan certificate vital dalam sektor pembangunan dan manufacturing. SIA diberikan kepada perusahaan untuk operasional heavy equipment, sementara sertifikat SIO ditujukan bagi operator yang kompeten dalam menggunakan mesin. Dua dokumen ini merupakan dasar dalam meningkatkan keselamatan kerja serta efisiensi operasional perusahaan. Secara sederhana, SIA (Surat Izin Alat) Tower Crane merupakan jenis dokumen compliance yang dikeluarkan terkait penggunaan Tower Crane kepada sebuah perusahaan. Adapun sertifikat SIO Tower Crane merupakan sejenis Sertifkat yang diberikan menyangkut Ijin Perorangan didalam sebuah perusahaan dalam hal kelayakan mengoperasikan Tower Crane
Sektor construction adalah bidang yang memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan kerja. Penerapan peraturan dan standar keselamatan kerja menjadi vital dalam menjaga operator di lapangan serta meningkatkan performance construction. Salah satu komponen vital dalam mempertahankan safety adalah administrasi licensing yang termasuk perizinan equipment, Dokumen SILO, dan Dokumen Safety Equipment. Tulisan ini menguraikan secara detail manfaat yang disediakan oleh layanan jasa Administrasi dan Compliance Machinery Tower Crane dan Riksa Uji Tower Crane di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT.
Urgensi company mempunyai SIA dan SIO Tower Crane
Pada bidang construction, licensing serta workplace safety bukanlah hal yang bisa diremehkan. Seluruh heavy equipment yang dioperasikan pada pembangunan harus satisfy ketentuan licensing dan ketentuan workplace safety yang telah ditentukan oleh regulator. Tujuannya adalah untuk melindungi pekerja, menurunkan probabilitas incident, dan mempertahankan kualitas pembangunan.
1. Regulasi Menaker RI PER.05/MEN/1985 tentang Alat Lifting dan Transport
Ketentuan ini menjadi foundation juridical yang mengatur penggunaan alat berat seperti equipment konstruksi dalam proyek konstruksi. Under ketentuan ini, seluruh alat berat harus mengantongi perizinan SIA yang mengkonfirmasi bahwa equipment comply dengan ketentuan engineering dan security yang ditetapkan. Di tulisan ini, kita akan menjelaskan bagaimana layanan jasa SIA dapat mengoptimalkan administrasi izin ini.
2. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Legislation ini adalah dasar fundamental dalam mempertahankan workplace safety di Indonesia. Di bawah undang-undang ini, semua construction project wajib menjalankan standar keselamatan kerja yang ketat. Dalam konteks penggunaan wheel loader, Dokumen SILO dan Certificate K3 Machinery memiliki role vital dalam mengkonfirmasi bahwa equipment ready untuk operasional tanpa mengganggu security tenaga kerja.
Memahami Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Occupational Security menjadi dasar juridical yang kuat dalam mengkonfirmasi security di area operasional, termasuk bagaimana menggunakan Tower Crane. UU ini mengelola multiple elemen, mulai dari obligation organisasi terhadap security tenaga kerja hingga action yang ditempuh ketika accident atau accident.
Tanggung Jawab Perusahaan
UU ini mengharuskan company untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja bagi seluruh karyawan mereka. Ini termasuk provision equipment security yang sesuai, education yang wajib, serta workplace environment yang secure dan healthy.
Monitoring dan Pemeriksaan
UU ini juga menganugerahkan authority kepada regulator untuk conduct monitoring dan pemeriksaan pada area operasional guna menjamin bahwa company comply dengan ketentuan safety yang ditetapkan.
Denda dan Hukuman
Organisasi yang breach compliance occupational security akan menerima penalti administrative dan criminal. Hal ini termasuk penalty keuangan, stop operational, hingga tindakan hukum lebih lanjut.
Peroleh Assistance Meraih Dokumen SIA Tower Crane di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT
Anda di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT? Peroleh Assistance Meraih SIA Surat Izin Alat Tower Crane di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT. Dengan dukungan team yang berpengalaman dalam membantu memperoleh Dokumen Compliance, we are prepared untuk partnership dengan Company Anda. Immediately contact our team untuk detail lebih lengkap tentang Perizinan Equipment Tower Crane di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT
Bahaya dan Implikasi Legal Mengoperasikan Tower Crane di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT tanpa mempunyai Dokumen SIA
Abai terhadap kewajiban inspeksi dan tidak mempunyai dokumen SIA Tower Crane di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT may result in serious implication bagi company dan personal yang bertanggung jawab. Here are various consequence yang perlu diperhatikan.
Perusahaan berisiko mendapatkan order cease activity dari labor inspector hingga persyaratan riksa uji dan SIA satisfied completely.
Bisa mendapat punishment admin berupa penalty hingga tens of millions sesuai ketentuan dalam peraturan perundangan ketenagakerjaan.
Jika terjadi kecelakaan kerja, perusahaan menghadapi tanggung jawab hukum dan kompensasi yang lebih besar karena dianggap lalai dalam satisfaction security requirement.
Company terancam mendapat deterioration image dan trustworthiness yang dapat berdampak pada kepercayaan klien, investor, dan mitra bisnis.
Perusahaan dapat missing commercial chance karena unable to satisfy qualification construction bid atau contract requiring K3 compliance.
Layanan Jasa SIA/SILO/Suket K3 Alat Tower Crane dan Pengujian Kelaikan Tower Crane di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT

Sampel Dokumen Perizinan Operasional Tower Crane dan Surat Izin Operator Tower Crane
Di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT, terdapat jasa spesialis yang memberikan solusi terpadu dalam administrasi perizinan dan safety management terkait pemanfaatan mesin konstruksi seperti wheel loader. Adapun komponen utama dari pelayanan profesional ini:
1. Pendampingan Proses Izin
Sebelum mengajukan perizinan, pihak yang bertanggung jawab atas Tower Crane harus mengetahui standar operasional dan K3 yang harus dipenuhi. Layanan jasa di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT akan memberikan konsultasi mendalam mengenai ketentuan yang berlaku, sehingga klien mampu menyiapkan berkas administrasi yang dibutuhkan dengan cara yang optimal.
2. Proses Perizinan SIA
Administrasi Surat Izin Alat seringkali kompleks dan time-consuming. Dalam layanan ini, tim profesional akan membantu pemilik proyek dalam memproses hingga meraih SIA berdasarkan ketentuan resmi. Ini dapat mempercepat proses yang dibutuhkan untuk memulai proyek konstruksi.
3. Inspeksi Kelayakan Fungsi
Sebelum alat berat digunakan, uji kelaikan operasi harus dilakukan untuk memastikan bahwa Tower Crane beroperasi secara optimal dan tidak berisiko terhadap personel di lapangan. Tim profesional di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT akan mengorganisir prosedur testing operasional ini sehingga pemilik proyek dapat yakin bahwa mesin berfungsi secure dan optimal.
4. Sertifikat Keamanan Operasional Alat
Surat Keterangan Keselamatan K3 Alat merupakan bukti bahwa Tower Crane telah melewati pemeriksaan keselamatan yang ketat. Tenaga profesional dalam pelayanan akan mendampingi proses administrasi dokumen ini, sehingga pengguna meraih konfirmasi bahwa mesin yang difungsikan mengikuti standar keselamatan kerja yang diperlukan.
Benefit Jasa Komprehensif Ini
Penggunaan layanan jasa Perizinan dan Sertifikasi Alat Tower Crane dan Testing Kelaikan Tower Crane di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT memiliki sejumlah manfaat yang signifikan:
1. Efisiensi Waktu dan Biaya
Administrasi izin serta pengelolaan file administratif yang dibutuhkan cenderung butuh durasi lama dan budget tinggi. Dengan mengandalkan layanan jasa yang ahli di area ini, klien mampu save time dan menurunkan expense operasional yang tidak essential.
2. Jaminan Safety
Keamanan pekerja adalah prioritas utama dalam bidang construction. Melalui bantuan pelayanan profesional yang berfokus pada keselamatan kerja, pengguna mendapat assurance bahwa semua komponen keamanan telah diperhatikan dan dipenuhi.
3. Compliance terhadap Ketentuan
Standar dan compliance terkait occupational safety serta licensing seringkali mengalami perubahan. Tim ahli dalam layanan jasa akan senantiasa update dengan revisi dan memastikan bahwa setiap dokumen dan prosedur yang diajukan align dengan peraturan ter-update.
4. Dukungan Teknis Berkelanjutan
Service berkelanjutan setelah dokumen diperoleh. Tenaga ahli akan menghadirkan bantuan technical ongoing untuk mengkonfirmasi adherence terhadap standar yang berkelanjutan.
5. Kontrol dan Audit K3 Berkala
Kontrol ongoing terhadap kondisi alat dan compliance merupakan komponen penting dari jasa komprehensif ini. Audit rutin akan menjamin agar Tower Crane konsisten dengan regulasi yang berlaku.
6. Pelatihan Operator dan Maintenance
Sebagai benefit ekstra, pelayanan ini menghadirkan training program untuk user dan maintenance staff. Hal ini memastikan bahwa personel yang bertugas menguasai skill yang diperlukan.
Anda di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT? Dapatkan Bantuan Administrasi dan Compliance Alat Tower Crane Mendapatkan SIA Dokumen Operasional Tower Crane di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT. Dengan bantuan tenaga ahli dalam membantu memperoleh Sertifikat Alat, kami siap bekerja sama dengan Perusahaan Anda. Segera hubungi tim kami untuk keterangan comprehensive tentang Administrasi Operasional Tower Crane di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT
Bagaimana Tahap Proses Penerbitan SIA Surat Izin Alat Tower Crane dan Surat Izin Operator Tower Crane Melalui Jasa Ijinalat.com?
Secara umum proses SIA Surat Izin Alat Tower Crane dan Surat Izin Operator Tower Crane adalah sebagai berikut :
- Pemeriksaan data teknis
- Pengamatan objek di lokasi
- Pencatatan data lapangan
- Membandingkan kesesuaian teknis dengan aturan standar nasional
- Evaluasi teknis untuk standardisasi yang digunakan
- Analisa dari kelayakan instalasi / pemasangan
- Laporan hasil pemeriksaan
Proses Mendapatkan SIA/SILO/Suket K3 Alat Tower Crane
Proses mendapatkan SIA/SILO/Suket K3 Alat Tower Crane melibatkan beberapa tahapan yang ketat. Setelah Tower Crane menjalani riksa uji yang memastikan kelayakan teknisnya, perusahaan harus mengajukan permohonan sertifikasi kepada pihak yang berwenang. Permohonan ini biasanya melibatkan pengumpulan dokumen-dokumen penting yang membuktikan bahwa perusahaan telah memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.
Selanjutnya, pihak yang berwenang akan melakukan proses verifikasi terhadap dokumen-dokumen tersebut. Jika semua persyaratan terpenuhi, perusahaan akan diberikan SIA/SILO/Suket K3 Alat Tower Crane sebagai tanda bahwa mereka telah mematuhi regulasi keselamatan yang berlaku.
Tonton Video Proses Riksa Uji Tower Crane di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT oleh HSE.co.id
Proses Riksa Uji untuk mendapatkan SIA Surat Izin Alat Tower Crane
Manfaat Layanan Jasa Riksa Uji Tower Crane
Menyadari kompleksitas proses riksa uji Tower Crane, banyak perusahaan memilih untuk menggunakan layanan jasa khusus yang menawarkan keahlian dan pengalaman dalam mengelola riksa uji ini. Manfaat utama dari menggunakan layanan jasa ini adalah:
- Keahlian Teknis: Layanan jasa memiliki tim ahli yang memahami secara mendalam tentang persyaratan teknis dan regulasi keselamatan yang berlaku.
- Efisiensi Waktu: Proses riksa uji dapat memakan waktu yang cukup lama. Dengan menggunakan layanan jasa, perusahaan dapat menghemat waktu dan fokus pada kegiatan inti operasional mereka.
- Keandalan Hasil: Layanan jasa memiliki alat dan fasilitas yang diperlukan untuk melakukan pengujian dengan akurat, meningkatkan keandalan hasil riksa uji.
Layanan Pembuatan SIA Surat Izin Alat Tower Crane dan Surat Izin Operator Tower Crane di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT










Kriteria Kelayakan Tower Crane
Spesifikasi Teknis Alat
Alat Tower Crane harus memenuhi spesifikasi teknis yang ketat untuk memastikan keamanan dan efisiensi operasional.
Standar Keselamatan Kerja
Standar keselamatan kerja mencakup pengujian teknis, pemeliharaan preventif, dan inspeksi keselamatan untuk memastikan alat tetap dalam kondisi optimal.
Perawatan dan Pemeliharaan Rutin
Perawatan rutin dan pemeliharaan berkala sangat penting untuk menjaga kelayakan alat angkat dan angkut.
Peran Operator Tower Crane dalam Keselamatan Kerja
Tanggung Jawab Operator
Operator memegang peranan krusial dalam menjaga keselamatan kerja dengan mengoperasikan alat sesuai prosedur, mengidentifikasi potensi bahaya, dan melaksanakan tindakan pencegahan.
Teknik Pengoperasian yang Aman
Operator harus menguasai teknik pengoperasian yang aman untuk mengurangi risiko kecelakaan dan memastikan efisiensi kerja.
Pentingnya Pengalaman dan Pelatihan Berkelanjutan
Pengalaman dan pelatihan berkelanjutan sangat penting untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan operator.
Regulasi dan Peraturan Terkait
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
SIA dan SIO diatur oleh Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang menetapkan standar keselamatan dan prosedur yang harus diikuti oleh perusahaan dan operator.
Permennaker No. PER.05/MEN/1985 tentang Pesawat Tower Crane
Regulasi ini menetapkan standar keselamatan untuk penggunaan pesawat/alat angkat dan angkut seperti forklift, backhoe, loaders, truck, excavators, dan cranes.

KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT
Peta Layanan Jasa SIA/SILO/Suket K3 Alat Tower Crane dan Riksa Uji Tower Crane di KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT
Tentang KAB. LOMBOK BARAT,NUSA TENGGARA BARAT
Kabupaten Lombok Barat adalah kabupaten di Pulau Lombok, provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Ibu kota Lombok Barat berada di kecamatan Gerung. Jumlah penduduk kabupaten Lombok Barat pada pertengahan tahun 2023 sebanyak 737.647 jiwa, dengan kepadatan 800 jiwa/km2.
Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, wilayah Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu Onder Afdeling dibawah Afdeling Lombok yakni Onder Afdeling van west Lombok yang dipimpin oleh seorang Controleur. Onder Afdeling menurut hierarki kelembagaan sama dengan Regenschap (Kabupaten). Pada masa Pendudukan Jepang, status Lombok Barat berubah menjadi daerah administratif yang disebut Bun Ken yang dikepalai oleh seorang Bun Ken Kanrikan. Status ini berlangsung sampai Jepang menyerahkan kekuasaan kepada sekutu Belanda (NICA) pada tahun 1945.
Dibawah Pemerintah NICA, wilayah Indonesia Timur dijadikan beberapa wilayah administratif yang dinamakan Neo Landschappen termasuk di dalamnya semua bekas Afdeling (Stb. No. 15 Th. 1947). Di dalam wilayah Neo Landschap Lombok, wilayah Lombok Barat merupakan salah satu wilayah administratif yang dipimpin oleh seorang Hoofdvan Plastselijk Bestuur sebagai perubahan nama dari controleur.
Namun sesudah Konferensi Meja Bundar, dan terjadinya pemulihan kekuasaan Negara RI pada tanggal 27 Desember 1949, dengan berdirilah Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang terdiri atas beberapa Negara Bagian, diantaranya Negara Indonesia Timur (NIT). Menurut Undang-undang Pemerintahan Daerah NIT No.44 Tahun 1950, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa wilayah administratif Lombok Barat menjadi daerah bagian yang otonom. Namun dalam praktiknya, otonomi ini tidak pernah terlaksana sepenuhnya karena tidak dipimpin oleh Kepala Daerah Bagian melainkan oleh seorang Kepala Pemerintahan setempat yang sifatnya administratif belaka. Pada masa ini, daerah Lombok Barat membawahi wilayah administratif Kedistrikan Ampenan Barat, Kedistrikan Ampenan Timur, Kedistrikan Tanjung, Kedistrikan Bayan, Kedistrikan Gerung, Asisten Kedistrikan Gondang, dan Kepunggawaan Cakranegara. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 dimana daerah Indonesia dibagi habis dalam daerah Swatantra Tingkat I, Tingkat II, dan Tingkat III.
Selanjutnya berdasarkan UU No. 1 Tahun 1957, lahirlah UU No.64 dan 69 Tahun 1958 masing-masing tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Bali, NTB dan NTT serta Daerah Tingkat II di dalam wilayah Daerah Tingkat I yang bersangkutan, yang diundangkan pada tanggal 14 Agustus 1958. Oleh karena itu secara yuridis Daerah Swatantra Tingkat II Lombok Barat sudah terbentuk sejak 14 Agustus 1958. Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958, dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No.Up.7/14/34 diangkat J.B.Tuhumena Maspeitella sebagai Pejabat Sementara Kepala Daerah Swatantra Tk.II Lombok Barat, yang pelantikannya dilaksanakan pada tanggal 17 April 1959. Tanggal 17 April 1958 kemudian ditetapkan sebagai hari lahir Kabupaten Lombok Barat.
Pada tahun 1960, Pejabat Sementara Kepala Daerah Swatantra Tingkat II Lombok Barat membentuk DPRD yang berjumlah 34 kursi sekaligus memilih Lalu Djapa sebagai Ketua DPRD Lombok Barat dari unsur Partai Nasional Indonesia. Namun setelah Dekret Presiden 5 Juli 1959, berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959, jabatan Kepala Daerah merangkap menjadi Ketua DPRD, sehingga Ketua DPRD yang sudah dipilih ditetapkan menjadi Wakil Ketua. Berdasarkan hasil Pemilihan Anggota DPRD Lombok Barat, pada tanggal 31 Mei 1960, dilantiklah Lalu Anggrat, BA sebagai Bupati Kepala Daerah. Pada masa ini, dilakukan perubahan berupa penataan personil dan aparat Pemerintah Daerah serta perubahan status Kepunggawaan Cakranegara menjadi Kedistrikan Cakranegara.
Dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat Nomor:205/Des.1/1/35 tanggal 7 Mei 1965, Lalu Anggrat, BA mengakhiri masa baktinya dan sebagai penggantinya ditunjuk Drs.Said, Ahli Praja pada Kantor Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat sebagai Bupati Kepala Daerah. Pada saat itu berlaku Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 yang melakukan perubahan meliputi:
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 1967, setelah terjadinya G30S/PKI, diadakan perombakan dan penyempurnaan DPRD menjadi DPRD-GR (Gotong Royong) Lombok Barat dari 34 kursi menjadi 32 kursi, dengan Ketua yang baru yakni Usman Tjipto Soeroso dari Golongan Karya dan Wakil Ketua Fathurrahman Zakaria dari Parpol Nahdatul Ulama. Pada masa ini, sesuai perkembangan pemerintahan dan kebutuhan, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat No.228/Pem. 20/1/12 diadakan perubahan yakni peningkatan status Asisten Kedistrikan Gondang menjadi Kecamatan Gangga dan Kedistrikan Gerung dipecah menjadi Kecamatan Gerung dan Kecamatan Kediri. Dengan perubahan tersebut maka Kabupaten Lombok Barat terdiri dari 8 Kecamatan yakni;
Dengan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat No. 156/Pem.7/2/226 tanggal 30 Mei 1969 ditetapkan pemecahan dua kecamatan yakni Kecamatan Ampenan dan Kecamatan Cakranegara dengan mengambil beberapa desa dari dua Kecamatan tersebut untuk dijadikan Kecamatan Mataram, sehingga sampai saat itu Kabupaten Lombok Barat telah membawahi 9 Wilayah Kecamatan.
Pada tahun 1972-1978, Kabupaten Lombok Barat dipimpin oleh H.L.A Rachman sebagai Bupati Kepala Daerah. Sampai dengan tahun 1978, Kota Mataram sebagai Ibu kota Kabupaten Lombok Barat telah mengalami perkembangan yang demikian pesat, sehingga banyak menghadapi permasalahan yang kompleks dan perlu ditangani secara khusus oleh Pemerintah Kota. Maka berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1978 dibentuklah Kota Administratif Mataram yang membawahi tiga kecamatan masing-masing Kecamatan Ampenan, Mataram, dan Cakranegara. Sebagai Wali kota Mataram pertama dilantiklah Drs. H. L. Mudjitahid oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat H. R. Wasitakusumah sesaat setelah peresmian pembentukan Kota Administratif Mataram oleh Menteri Dalam Negeri H. Amir Machmud pada tanggal 29 Agustus 1978. Selain menetapkan Kota Administratif Mataram, Peraturan tersebut juga menetapkan tiga Perwakilan Kecamatan yakni Perwakilan Kecamatan Narmada di Gunungsari, Perwakilan Kecamatan Kediri di Labuapi, dan Perwakilan Kecamatan Gerung di Sekotong Tengah. Dengan demikian sejak 29 Agustus 1978 Wilayah Kabupaten Lombok Barat terdiri dari 1 Kota Administratif, 9 Kecamatan dan 3 Perwakilan Kecamatan.
Sehubungan dengan berakhirnya masa jabatan H.L.A Rachman, pada tanggal 20 Januari 1979, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat H. Gatot Suherman melantik Drs. H. Lalu Ratmadji dalam Sidang Khusus DPRD Tingkat II Lombok Barat sebagai Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lombok Barat. Pada masa jabatan lima tahun pertama (1979–1984), Drs. H. Lalu Ratmadji sebagai Bupati Lombok Barat mengusulkan tiga Perwakilan Kecamatan untuk ditingkatkan statusnya menjadi Kecamatan penuh. Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1983 diresmikanlah peningkatan status Perwakilan Kecamatan Narmada menjadi Kecamatan Gunungsari, Perwakilan Kecamatan Kediri menjadi Kecamatan Labuapi, dan Perwakilan Kecamatan Gerung menjadi Kecamatan Sekotong Tengah. Peresmian itu dilaksanakan setelah pelantikan Drs. H. Lalu Ratmadji sebagai Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lombok Barat untuk masa jabatan lima tahun kedua (1985-1989). Dengan diresmikannya ketiga Perwakilan Kecamatan menjadi Kecamatan penuh, maka Lombok Barat membawahi 12 wilayah Kecamatan yakni Kecamatan Ampenan, Cakranegara, Mataram, Gunungsari, Tanjung, Gangga, Bayan, Labuapi, Kediri, Gerung, Sekotong Tengah, dan Narmada.
Dalam sidang khusus DPRD Tingkat II Lombok Barat, pada tanggal 20 Januari 1989, Gubernur NTB Warsito melantik Drs. H.Lalu Mudjitahid menjadi Bupati Lombok Barat menggantikan Drs. H.Lalu Ratmadji yang telah berakhir masa jabatannya. Pada periode jabatan pertama Drs. H.Lalu Mudjitahid (1989-1994) wilayah Kabupaten Lombok Barat terus mengalami kemajuan, di mana Kota Mataram sebagai Ibu kota Kabupaten Lombok Barat mengalami peningkatan status dari Kota Administratif menjadi Kotamadya. Oleh karena itu sejak ditetapkannya Pembentukan Kotamadya Mataram sebagai Daerah Tingkat II maka wilayah Kabupaten Lombok Barat berkurang dari 12 wilayah Kecamatan menjadi 9 Kecamatan yakni Kecamatan Bayan, Gangga, Tanjung, Gunung Sari, Narmada, Labuapi, Kediri, Gerung, dan Sekotong Tengah.
Setelah Drs.H.Lalu Mudjitahid mengakhiri Jabatan periode kedua (1994-1999) Kabupaten Lombok Barat dipimpin oleh Drs. H.Iskandar untuk masa jabatan 1999-2004. Pada Tahun 2000 wilayah Kabupaten Lombok Barat terus dikembangkan dengan membentuk Kecamatan Pembantu, yakni Kecamatan Pembantu Lingsar, Kecamatan Pembantu Lembar, Kecamatan Pembantu Kayangan, dan Kecamatan Pembantu Pemenang sehingga secara keseluruhan wilayah Lombok Barat terdiri atas 9 Kecamatan dan 4 Kecamatan Pembantu. Selanjutnya pada tahun 2001 keempat Kecamatan Pembantu tersebut ditingkatkan statusnya menjadi Kecamatan. Sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2000 wilayah Kecamatan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah, maka wilayah Kabupaten Lombok Barat dapat dimekarkan menjadi 15 Kecamatan yaitu Kecamatan Bayan, Gangga, Pemenang, Kayangan, Gunung Sari, Batu Layar, Narmada, Lingsar, Labuapi, Kediri, Gerung, Lembar, dan Sekotong Tengah.
Pada masa jabatan periode pertama Drs. H.Iskandar, Ibu kota Kabupaten Lombok Barat dipindahkan dari Kota Mataram ke Giri Menang, Gerung, sesuai dengan rekomendasi dari Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor: 135/3638/PUOD tanggal 22 Desember 1999 dan Surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 49/M.PAN/2/2000 tanggal 2 Februari 2000.
Kabupaten Lombok Barat terletak di antara 115°49'12,04" BT hingga 116°20'15,62" BT dan 8°24'33,2" LS hingga 8°55'19" LS. Kabupaten yang mengelilingi seluruh wilayah Kota Mataram ini memiliki luas wilayah yakni sebesar 1.053,92 km² (105.392 ha).
Seperti kabupaten & kota lain di wilayah Nusa Tenggara, Kabupaten Lombok Barat beriklim tropis basah dan kering (Aw) dengan dua pola musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan di wilayah Lombok Barat berlangsung pada periode November hingga April yang bertepatan dengan bertiupnya angin monsun baratan yang bersifat lembap dan basah, sehingga memunculkan banyaknya awan-awan hujan. Sementara itu, musim kemarau di wilayah Lombok Barat terjadi pada periode Mei hingga Oktober yang juga bertepatan dengan angin monsun timuran yang bersifat kering, sehingga sangat jarang memunculkan awan-awan hujan. Suhu udara di wilayah Lombok Barat bervariasi antara 21°–34 °C berdasarkan topografi atau ketinggian permukaan daratan. Tingkat kelembapan nisbi di wilayah ini pun relatif pada angka ±70%–80%.
Bahasa daerah yang digunakan di Kabupaten Lombok Barat adalah bahasa Sasak sebagai bahasa ibu bagi masyarakat asli di wilayah tersebut. Selain itu, terdapat pula bahasa-bahasa daerah lain yang dituturkan oleh para pendatang, diantaranya bahasa Sunda, Jawa, Bali, dan Bugis.
Bahasa Sunda di Kabupaten Lombok Barat terutama digunakan oleh masyarakat etnis Sunda dan sebagian masyarakat asli Sasak. Hal ini dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya sektor pariwisata di desa Senggigi, Kabupaten Lombok Barat. Peningkatan sektor pariwisata tersebut berdampak pada semakin banyaknya lapangan pekerjaan, baik bagi masyarakat asli Sasak maupun masyarakat asal Jawa Barat yang didominasi oleh suku Sunda. Pekerja yang berasal dari Jawa Barat tersebut berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Sunda, mereka memilih hidup berkelompok dengan sesama orang Sunda, yang secara otomatis akan menggunakan bahasa Sunda untuk komunikasi sehari-hari. Bahkan desa tersebut dijuluki sebagai Kampung Sunda.
Kabupaten Lombok Barat terdiri dari 10 Kecamatan, 3 Kelurahan, dan 119 Desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 713.848 jiwa dengan luas wilayah 896,56 km² dan sebaran penduduk 796 jiwa/km².
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Barat bagian utara yaitu Kecamatan Pemenang, Tanjung, Gangga, Kayangan, dan Kecamatan Bayan adalah wilayah pemekaran dari Kabupaten Lombok Barat yang kemudian menjadi wilayah Pemerintahan Kabupaten Lombok Utara (KLU). Berdasarkan Undang-Undang tersebut, dilantik Pejabat Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU) pada tanggal 30 Desember 2008, secara administrasi pembentukan Kabupaten Lombok Utara (KLU) sudah resmi, sehingga Kabupaten Lombok Barat yang sebelumnya membawahi 15 Kecamatan menjadi 10 kecamatan. Sepuluh kecamatannya tersebut yakni:
Menjelang akhir tahun 2008, Kabupaten Lombok Barat melaksanakan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lombok Barat masa jabatan 2009-2014 secara langsung oleh rakyat untuk pertama kalinya, dimana calon yang mendapat dukungan suara terbanyak adalah pasangan Dr. H. Zaini Arony, M.Pd - H. Mahrip, SE., MM, dan dilantik dalam rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lombok Barat tanggal, 23 April 2009.
Dapatkan SIA Surat Izin Alat Tower Crane dan Surat Izin Operator Tower Crane di:
-
KOTA BANDUNG,JAWA BARAT
-
KAB. KLUNGKUNG,BALI
-
KAB. PUNCAK JAYA,PAPUA
-
KAB. PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,SUMATERA SELATAN
-
KAB. TAMBRAUW,PAPUA BARAT
-
KAB. TABALONG,KALIMANTAN SELATAN
-
KAB. PENAJAM PASER UTARA,KALIMANTAN TIMUR
-
KOTA MATARAM,NUSA TENGGARA BARAT
-
KAB. MAMBERAMO TENGAH,PAPUA
-
KAB. PIDIE,ACEH
-
KAB. NIAS,SUMATERA UTARA
-
KAB. ROTE NDAO,NUSA TENGGARA TIMUR
-
KAB. GAYO LUES,ACEH
-
KAB. KOTABARU,KALIMANTAN SELATAN
-
Kabupaten Nabire,Papua Tengah
-
KOTA MOJOKERTO,JAWA TIMUR
-
KAB. TRENGGALEK,JAWA TIMUR
-
KAB. WAY KANAN,LAMPUNG
-
KAB. KEPULAUAN MENTAWAI,SUMATERA BARAT
-
KAB. BREBES,JAWA TENGAH
-
KAB. SUBANG,JAWA BARAT
-
KAB. BONE BOLANGO,GORONTALO
-
KAB. KOLAKA UTARA,SULAWESI TENGGARA
-
KAB. WAJO,SULAWESI SELATAN
-
KAB. LOMBOK UTARA,NUSA TENGGARA BARAT
-
KAB. MERANGIN,JAMBI
-
KOTA BOGOR,JAWA BARAT
-
KOTA AMBON,MALUKU
-
KAB. MUSI RAWAS,SUMATERA SELATAN
-
KAB. BOGOR,JAWA BARAT
Kesimpulan
SIA dan SIO adalah sertifikat kelayakan yang sangat penting dalam industri konstruksi dan manufaktur. Kedua sertifikat ini tidak hanya meningkatkan keselamatan kerja tetapi juga efisiensi operasional dan kualitas produksi. Dengan mematuhi standar kelayakan dan terus mengembangkan kompetensi operator, perusahaan dapat mencapai keberhasilan jangka panjang dan menjaga reputasi yang baik di mata pelanggan dan regulator.