Gambar Ilustrasi Fakta Mengejutkan Tentang Riksa Uji Alat Berat Hidrolik yang Harus Anda Tahu!

Tahukah Anda bahwa menurut data Kemnaker, sebanyak 32% kecelakaan kerja pada sektor konstruksi dan tambang disebabkan oleh kegagalan sistem hidrolik? Bahkan ada kasus di Sumatera Barat tahun lalu di mana excavator ambruk karena silinder hidroliknya bocor—mengakibatkan dua pekerja luka berat.

Kondisi lapangan yang tidak ideal

Banyak perusahaan, terutama subkontraktor kecil, menjalankan alat berat tanpa pernah melakukan riksa uji berkala. Mereka hanya mengandalkan inspeksi visual atau pengalaman operator, padahal komponen seperti hose pressure, valve, dan cylinder rod bisa mengalami keausan internal yang tak kasat mata.

Pemahaman yang masih keliru

Mayoritas pengusaha berpikir bahwa selama alat masih berfungsi, maka tidak perlu diuji. Ini pandangan yang salah kaprah. Riksa uji bukan sekadar formalitas, tapi kewajiban hukum sesuai dengan Permenaker No. 38 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Angkut.

Baca Juga:

Memahami Apa Itu Riksa Uji Alat Berat Sistem Hidrolik

Pengertian riksa uji secara umum

Riksa uji adalah proses pemeriksaan teknis terhadap kondisi kelayakan kerja suatu alat, baik dari aspek fungsional, struktural, hingga sistem kerjanya. Pada alat berat berbasis hidrolik, proses ini menilai kekuatan tekanan hidrolik, kebocoran, dan performa operasionalnya.

Komponen yang diperiksa secara khusus

• Pompa hidrolik: tekanan dan debit aliran
• Silinder: keausan, kebocoran seal, dan korosi batang
• Hose dan fitting: tekanan maksimum dan sambungan
• Katup kontrol: responsif dan kestabilan

Tujuan utama dilakukannya riksa uji

Tujuannya adalah mencegah kecelakaan kerja, menjaga efisiensi operasi alat, serta memastikan alat sesuai dengan standar kelayakan kerja. Di sisi lain, proses ini juga penting sebagai syarat administrasi untuk memperoleh SILO (Surat Izin Laik Operasi).

Baca Juga: Strategi Due Diligence Hukum dalam Pembebasan Lahan untuk Proyek Pemerintah

Alat Berat Apa Saja yang Wajib Riksa Uji Sistem Hidroliknya?

Excavator dan backhoe loader

Kedua alat ini menggunakan sistem hidrolik pada lengan, boom, dan bucket-nya. Maka dari itu, bagian inilah yang paling rentan gagal jika tekanan tidak sesuai atau silinder bocor.

Crane dan mobile crane

Sistem hidrolik pada crane berfungsi mengangkat dan menurunkan beban dengan presisi tinggi. Bila katup kendali rusak, beban bisa terjatuh seketika.

Forklift dan reach stacker

Meski lebih kecil, forklift tetap wajib diuji sistem hidroliknya karena bekerja mengangkat beban tinggi di area sempit. Apalagi alat ini sering dipakai di gudang dengan rotasi tinggi.

Bulldozer dan wheel loader

Kedua alat ini memanfaatkan sistem hidrolik untuk mengatur blade dan bucket. Komponen-komponen ini harus bebas dari internal leak agar efisiensinya tetap tinggi.

Baca Juga:

Mengapa Riksa Uji Sangat Penting Dilakukan?

Aspek keselamatan kerja

Alat berat yang lolos riksa uji terbukti lebih aman digunakan. Operator dapat bekerja tanpa khawatir akan potensi ledakan hose atau gagal angkat.

Aspek legalitas dan perizinan

Tanpa riksa uji, alat berat tidak bisa memperoleh SIA atau SILO. Jika beroperasi tanpa izin tersebut, maka pengusaha bisa dikenakan sanksi denda atau pencabutan izin usaha oleh Disnaker.

Aspek produktivitas

Alat yang sehat meningkatkan produktivitas kerja. Gangguan hidrolik yang tidak terdeteksi bisa menghambat proyek hingga menyebabkan kerugian ratusan juta rupiah per hari.

Kepatuhan terhadap regulasi

Melakukan riksa uji merupakan bentuk kepatuhan terhadap regulasi nasional. Ini juga menjadi bukti bahwa perusahaan Anda menjalankan praktik kerja yang bertanggung jawab dan berorientasi pada keselamatan.

Baca Juga: Apa yang Harus Dilakukan Jika Pesawat Angkat Angkut Tidak Lulus Uji? Panduan Lengkap

Bagaimana Proses Riksa Uji Dijalankan Secara Profesional?

Pemeriksaan awal dan identifikasi alat

Tim penguji akan mencatat nomor seri, kapasitas, dan jenis alat. Lalu dilakukan visual inspection untuk mengecek kebocoran awal, keausan, serta tanda-tanda korosi.

Pengujian tekanan dan fungsionalitas

Melalui alat hydraulic test bench, sistem diuji pada tekanan kerja maksimal. Ini dilakukan untuk memastikan katup, hose, dan silinder bekerja normal tanpa bocor.

Analisa kebocoran dan vibrasi

Pengujian dilanjutkan dengan leak detection dan pengukuran getaran. Jika ada komponen yang getarannya melebihi ambang batas, maka akan direkomendasikan untuk diganti.

Pembuatan berita acara dan rekomendasi

Hasil riksa uji dituangkan dalam laporan resmi dan Berita Acara Pemeriksaan. Jika lolos, maka akan diajukan untuk diterbitkan SIA/SILO dan Suket K3 Alat.

Baca Juga: Tahapan Audit SMK3: Panduan Praktis Agar Perusahaan Lulus dengan Mulus

Kapan Waktu Terbaik Melakukan Riksa Uji?

Sebelum alat dioperasikan pertama kali

Wajib hukumnya melakukan riksa uji sebelum alat digunakan secara komersial. Ini untuk memastikan bahwa alat memang layak kerja sesuai standar teknis.

Secara berkala setiap tahun

Disarankan untuk melakukan pengujian setiap 12 bulan. Namun, jika alat bekerja pada kondisi ekstrim (proyek tambang atau offshore), maka sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan.

Setelah perbaikan besar atau overhaul

Setiap kali dilakukan overhaul, wajib dilakukan riksa uji ulang untuk menilai apakah sistem telah kembali bekerja optimal dan aman.

Sebagai syarat audit K3 perusahaan

Banyak perusahaan tambang dan migas mensyaratkan riksa uji sebagai bagian dari audit internal dan eksternal. Ini juga menjadi nilai tambah dalam tender proyek besar.

Baca Juga: SIA/SILO Reboiler: Wajib atau Tidak? Fakta Mengejutkan yang Sering Diabaikan Industri!

Langkah-Langkah Mendapatkan SIA atau SILO untuk Alat Berat Hidrolik

Pengajuan permohonan ke instansi atau konsultan resmi

Perusahaan dapat mengajukan permohonan ke konsultan resmi bersertifikat yang bekerja sama dengan Disnaker atau Kemnaker.

Pemeriksaan dokumen administrasi

• Formulir pengajuan riksa uji
• Manual alat dan spesifikasi teknis
• Foto unit dan sertifikat lama (jika ada)

Pelaksanaan riksa uji oleh teknisi bersertifikat

Tim teknisi yang bersertifikasi akan melakukan pengujian sesuai standar SNI dan Permenaker. Setelah selesai, hasil akan disampaikan maksimal dalam 7 hari kerja.

Penerbitan surat resmi dan masa berlaku

Jika lolos, Anda akan menerima SIA (Surat Izin Alat), SILO (Surat Izin Laik Operasi), dan Suket K3 Alat. Masa berlakunya adalah 1 tahun sejak tanggal penerbitan.

Baca Juga: SILO Steam Drum: Legalitas Wajib yang Sering Diabaikan Hingga Picu Kecelakaan Maut

Jangan Tunggu Alat Anda Bermasalah Baru Bertindak

Risiko menunggu terlalu lama

Penundaan riksa uji hanya akan memperbesar risiko—baik dari sisi kerusakan alat, kerugian finansial, maupun potensi kecelakaan kerja fatal. Perusahaan besar sekalipun pernah mengalami shutdown proyek hanya karena izin alat kadaluarsa.

Langkah kecil yang berdampak besar

Riksa uji mungkin tampak sebagai prosedur administratif. Namun, ini adalah langkah penting untuk menjaga nama baik perusahaan, keselamatan tim Anda, dan keberlangsungan proyek di mata klien dan regulator.

CTA: Dapatkan Bantuan Profesional Sekarang

Ingin melakukan riksa uji atau mengurus SIA/SILO alat berat hidrolik secara cepat dan sah? Konsultasikan kebutuhan Anda kepada tim ahli ijinalat.com. Kami siap membantu proses riksa uji, pengurusan izin alat, hingga penerbitan surat keterangan K3 alat—lengkap, cepat, dan terpercaya di seluruh Indonesia.