Pembuatan Perizinan Equipment Jib Crane dan SIO Jib Crane di KAB. PIDIE,ACEH
Pengertian SIA dan SIO Jib Crane?
Dokumen SIA dan SIO merupakan certificate vital dalam sektor pembangunan dan manufacturing. Sertifikat SIA ditujukan bagi organisasi untuk pemanfaatan mesin konstruksi, sementara SIO diberikan kepada individu yang qualified untuk menjalankan equipment. Dua dokumen ini merupakan dasar dalam meningkatkan keselamatan kerja serta efisiensi operasional perusahaan. Secara sederhana, Perizinan Equipment Jib Crane merupakan sejenis Sertifikat kelayakan yang diterbitkan berkaitan operasional Jib Crane kepada sebuah perusahaan. Sementara dokumen SIO Jib Crane merupakan jenis dokumen yang dikeluarkan menyangkut Lisensi Individual dalam company dalam hal kompetensi menjalankan Jib Crane
Sektor construction adalah bidang yang mengandung hazard signifikan terhadap keselamatan kerja. Penerapan peraturan dan standar keselamatan kerja menjadi vital dalam menjaga operator di lapangan serta mengoptimalkan efisiensi proyek konstruksi. Satu elemen krusial dalam menjaga keselamatan adalah proses perizinan yang termasuk perizinan equipment, Certificate operational readiness, dan Certificate K3 Machinery. Content ini menjelaskan secara comprehensive benefit yang dihadirkan oleh layanan jasa SIA/SILO/Suket K3 Alat Jib Crane dan Riksa Uji Jib Crane di KAB. PIDIE,ACEH.
Urgensi company mempunyai Dokumen SIA serta SIO Jib Crane
Di sektor pembangunan, administrasi dan occupational security bukanlah hal yang boleh dikesampingkan. Seluruh heavy equipment yang difungsikan di construction harus comply dengan regulasi izin dan compliance occupational security yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Goalnya menjaga operator, meminimalkan potensi accident, dan maintaining standar construction.
1. Regulasi Menaker RI PER.05/MEN/1985 tentang Alat Lifting dan Transport
Ketentuan ini menjadi foundation juridical yang mengatur penggunaan alat berat seperti equipment konstruksi dalam pembangunan. Di bawah peraturan ini, seluruh alat berat harus mengantongi perizinan SIA yang menjamin bahwa machinery comply dengan ketentuan engineering dan security yang ditetapkan. Di tulisan ini, kita akan menguraikan cara pelayanan profesional SIA dapat mempermudah tahapan licensing ini.
2. Undang-Undang No. 1 Thn 1970 tentang Occupational Security
Legislation ini adalah dasar fundamental dalam menjaga keselamatan kerja di Indonesia. Di bawah undang-undang ini, seluruh pembangunan wajib menjalankan standar keselamatan kerja yang ketat. Pada konteks operasional alat berat, Dokumen SILO dan Dokumen Safety Equipment memiliki peran penting dalam memastikan bahwa equipment ready untuk operasional tanpa mengganggu security tenaga kerja.
Memahami Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
UU No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja merupakan landasan hukum yang kuat dalam memastikan keselamatan di tempat kerja, termasuk bagaimana menggunakan Jib Crane. UU ini mengelola multiple elemen, mulai dari responsibility company untuk safety employee hingga tindakan yang diambil dalam menghadapi insiden atau mishap.
Corporate Responsibility
Legislation ini obligate organisasi untuk guarantee security dan workplace wellness bagi keseluruhan tenaga kerja. Ini termasuk provision equipment security yang sesuai, pelatihan yang diperlukan, serta lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Pengawasan dan Inspeksi
Undang-undang ini juga memberikan kewenangan kepada regulator untuk conduct monitoring dan pemeriksaan pada area operasional guna memastikan bahwa perusahaan mematuhi standar keselamatan yang ditetapkan.
Punishment dan Konsekuensi
Organisasi yang breach compliance keselamatan kerja dapat dikenakan penalti administrative dan criminal. Hal ini termasuk penalty keuangan, penghentian operasi, hingga tindakan hukum lebih lanjut.
Dapatkan Bantuan Mendapatkan Dokumen SIA Jib Crane di KAB. PIDIE,ACEH
Anda di KAB. PIDIE,ACEH? Raih Dukungan Memperoleh Perizinan Alat Operasional Jib Crane di KAB. PIDIE,ACEH. Dengan dukungan team yang berpengalaman dalam mengassist mendapatkan Sertifikat Alat, we are prepared untuk partnership dengan Perusahaan Anda. Segera hubungi tim kami untuk keterangan comprehensive tentang Administrasi Operasional Jib Crane di KAB. PIDIE,ACEH
Risiko dan Konsekuensi Hukum Mengoperasikan Jib Crane di KAB. PIDIE,ACEH tanpa Memiliki SIA Surat Izin Alat
Mengabaikan kewajiban riksa uji dan tidak memiliki Surat Izin Alat (SIA) Jib Crane di KAB. PIDIE,ACEH dapat mengakibatkan berbagai konsekuensi serius bagi perusahaan dan individu yang bertanggung jawab. Here are various consequence yang harus diwaspadai.
Organisasi terancam memperoleh perintah penghentian operasi dari pengawas ketenagakerjaan hingga persyaratan riksa uji dan SIA fulfilled comprehensively.
Bisa mendapat penalti administrative berupa fine hingga tens of millions sesuai regulasi dalam legislation ketenagakerjaan.
Jika terjadi kecelakaan kerja, organisasi menanggung tanggung jawab hukum dan kompensasi yang more significant due to negligence dalam satisfaction security requirement.
Company terancam mendapat penurunan reputasi dan kredibilitas yang could affect confidence client, investor, dan business partner.
Organisasi dapat missing commercial chance karena unable to satisfy requirement project tender atau kontrak yang mengharuskan kepatuhan K3.
Jasa Terpercaya Sertifikasi Keselamatan Alat Jib Crane dan Pengujian Kelaikan Jib Crane di KAB. PIDIE,ACEH

Contoh SIA Dokumen Izin Resmi Jib Crane dan Lisensi Pengoperasian Jib Crane
Di KAB. PIDIE,ACEH, tersedia layanan jasa yang menghadirkan layanan komprehensif dalam administrasi perizinan dan safety management terkait penggunaan alat berat seperti wheel loader. Inilah elemen krusial dari layanan ini:
1. Bantuan Teknis Administrasi
Sebelum mengurus dokumen resmi, user atau operator Jib Crane perlu memahami persyaratan teknis dan keselamatan yang harus dipenuhi. Tim profesional di KAB. PIDIE,ACEH akan memberikan konsultasi mendalam mengenai standar yang diperlukan, sehingga pengguna bisa mengorganisir berkas administrasi yang dibutuhkan dengan lebih efektif.
2. Administrasi SIA
Proses pengurusan SIA seringkali kompleks dan time-consuming. Dengan bantuan tim ahli ini, tim profesional akan mengassist pengguna dalam mengurus dan memperoleh SIA sesuai dengan regulasi yang berlaku. Ini dapat mempercepat proses yang dibutuhkan untuk menjalankan operasional konstruksi.
3. Testing Operational Readiness
Sebelum mesin konstruksi difungsikan, testing kelayakan harus dilakukan untuk mengkonfirmasi bahwa Jib Crane beroperasi secara optimal dan tidak membahayakan pekerja di lapangan. Konsultan spesialis di KAB. PIDIE,ACEH akan mengorganisir prosedur inspeksi kelayakan ini sehingga klien memperoleh kepastian bahwa mesin berfungsi secure dan optimal.
4. Surat Keterangan Keselamatan K3 Alat
Surat Keterangan Keselamatan K3 Alat merupakan bukti bahwa Jib Crane telah lulus inspeksi safety yang komprehensif. Konsultan spesialis dalam jasa akan membantu dalam pengurusan berkas resmi ini, sehingga pemilik proyek memiliki jaminan bahwa mesin yang difungsikan mengikuti regulasi safety yang wajib.
Keuntungan Pelayanan Profesional Ini
Pemanfaatan pelayanan profesional SIA/SILO/Suket K3 Alat Jib Crane dan Riksa Uji Jib Crane di KAB. PIDIE,ACEH memiliki sejumlah manfaat yang signifikan:
1. Optimalisasi Time dan Cost
Administrasi izin serta pengelolaan dokumen-dokumen terkait cenderung butuh durasi lama dan budget tinggi. Dengan mengandalkan layanan jasa yang spesialis dalam bidang ini, pemilik proyek dapat menghemat waktu dan meminimalkan cost operational yang tidak diperlukan.
2. Jaminan Safety
Keamanan pekerja adalah prioritas utama dalam bidang construction. Dengan menggunakan layanan jasa yang berfokus pada keselamatan kerja, klien meraih jaminan bahwa seluruh elemen safety telah dievaluasi dan disatisfy.
3. Compliance terhadap Ketentuan
Standar dan compliance terkait workplace security dan izin operasional seringkali mengalami perubahan. Tenaga profesional dalam pelayanan akan senantiasa update dengan revisi dan memastikan bahwa setiap dokumen dan prosedur yang diajukan konsisten dengan regulasi terbaru.
4. Support Teknis Comprehensive
Layanan tidak berhenti setelah izin tercapai. Tim profesional akan memberikan dukungan teknis berkelanjutan untuk memastikan compliance operasional yang berkelanjutan.
5. Pengawasan dan Inspeksi Terjadwal
Monitoring berkelanjutan terhadap situasi mesin dan adherence adalah elemen krusial dari jasa komprehensif ini. Audit rutin akan mengkonfirmasi bahwa Jib Crane tetap memenuhi standar yang diperlukan.
6. Pelatihan Operator dan Maintenance
Sebagai added value, jasa ini menawarkan training program untuk pengguna serta teknisi perawatan. Hal ini memastikan bahwa SDM yang terlibat mempunyai kemampuan yang memadai.
Berdomisili di KAB. PIDIE,ACEH? Peroleh Assistance Perizinan dan Sertifikasi Equipment Jib Crane Memperoleh Sertifikat Perizinan Equipment Jib Crane di KAB. PIDIE,ACEH. Dengan dukungan team yang berpengalaman dalam mendampingi meraih Sertifikat Alat, tim kami ready untuk kolaborasi dengan Perusahaan Anda. Immediately contact our team untuk detail lebih lengkap tentang SIA Surat Izin Alat Jib Crane di KAB. PIDIE,ACEH
Bagaimana Tahap Proses Penerbitan SIA Surat Izin Alat Jib Crane dan Surat Izin Operator Jib Crane Melalui Jasa Ijinalat.com?
Secara umum proses SIA Surat Izin Alat Jib Crane dan Surat Izin Operator Jib Crane adalah sebagai berikut :
- Pemeriksaan data teknis
- Pengamatan objek di lokasi
- Pencatatan data lapangan
- Membandingkan kesesuaian teknis dengan aturan standar nasional
- Evaluasi teknis untuk standardisasi yang digunakan
- Analisa dari kelayakan instalasi / pemasangan
- Laporan hasil pemeriksaan
Proses Mendapatkan SIA/SILO/Suket K3 Alat Jib Crane
Proses mendapatkan SIA/SILO/Suket K3 Alat Jib Crane melibatkan beberapa tahapan yang ketat. Setelah Jib Crane menjalani riksa uji yang memastikan kelayakan teknisnya, perusahaan harus mengajukan permohonan sertifikasi kepada pihak yang berwenang. Permohonan ini biasanya melibatkan pengumpulan dokumen-dokumen penting yang membuktikan bahwa perusahaan telah memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.
Selanjutnya, pihak yang berwenang akan melakukan proses verifikasi terhadap dokumen-dokumen tersebut. Jika semua persyaratan terpenuhi, perusahaan akan diberikan SIA/SILO/Suket K3 Alat Jib Crane sebagai tanda bahwa mereka telah mematuhi regulasi keselamatan yang berlaku.
Tonton Video Proses Riksa Uji Jib Crane di KAB. PIDIE,ACEH oleh HSE.co.id
Proses Riksa Uji untuk mendapatkan SIA Surat Izin Alat Jib Crane
Manfaat Layanan Jasa Riksa Uji Jib Crane
Menyadari kompleksitas proses riksa uji Jib Crane, banyak perusahaan memilih untuk menggunakan layanan jasa khusus yang menawarkan keahlian dan pengalaman dalam mengelola riksa uji ini. Manfaat utama dari menggunakan layanan jasa ini adalah:
- Keahlian Teknis: Layanan jasa memiliki tim ahli yang memahami secara mendalam tentang persyaratan teknis dan regulasi keselamatan yang berlaku.
- Efisiensi Waktu: Proses riksa uji dapat memakan waktu yang cukup lama. Dengan menggunakan layanan jasa, perusahaan dapat menghemat waktu dan fokus pada kegiatan inti operasional mereka.
- Keandalan Hasil: Layanan jasa memiliki alat dan fasilitas yang diperlukan untuk melakukan pengujian dengan akurat, meningkatkan keandalan hasil riksa uji.
Layanan Pembuatan SIA Surat Izin Alat Jib Crane dan Surat Izin Operator Jib Crane di KAB. PIDIE,ACEH










Kriteria Kelayakan Jib Crane
Spesifikasi Teknis Alat
Alat Jib Crane harus memenuhi spesifikasi teknis yang ketat untuk memastikan keamanan dan efisiensi operasional.
Standar Keselamatan Kerja
Standar keselamatan kerja mencakup pengujian teknis, pemeliharaan preventif, dan inspeksi keselamatan untuk memastikan alat tetap dalam kondisi optimal.
Perawatan dan Pemeliharaan Rutin
Perawatan rutin dan pemeliharaan berkala sangat penting untuk menjaga kelayakan alat angkat dan angkut.
Peran Operator Jib Crane dalam Keselamatan Kerja
Tanggung Jawab Operator
Operator memegang peranan krusial dalam menjaga keselamatan kerja dengan mengoperasikan alat sesuai prosedur, mengidentifikasi potensi bahaya, dan melaksanakan tindakan pencegahan.
Teknik Pengoperasian yang Aman
Operator harus menguasai teknik pengoperasian yang aman untuk mengurangi risiko kecelakaan dan memastikan efisiensi kerja.
Pentingnya Pengalaman dan Pelatihan Berkelanjutan
Pengalaman dan pelatihan berkelanjutan sangat penting untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan operator.
Regulasi dan Peraturan Terkait
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
SIA dan SIO diatur oleh Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang menetapkan standar keselamatan dan prosedur yang harus diikuti oleh perusahaan dan operator.
Permennaker No. PER.05/MEN/1985 tentang Pesawat Jib Crane
Regulasi ini menetapkan standar keselamatan untuk penggunaan pesawat/alat angkat dan angkut seperti forklift, backhoe, loaders, truck, excavators, dan cranes.

KAB. PIDIE,ACEH
Peta Layanan Jasa SIA/SILO/Suket K3 Alat Jib Crane dan Riksa Uji Jib Crane di KAB. PIDIE,ACEH
Tentang KAB. PIDIE,ACEH
.mw-parser-output .geo-default,.mw-parser-output .geo-dms,.mw-parser-output .geo-dec{display:inline}.mw-parser-output .geo-nondefault,.mw-parser-output .geo-multi-punct,.mw-parser-output .geo-inline-hidden{display:none}.mw-parser-output .longitude,.mw-parser-output .latitude{white-space:nowrap}5°3′N 96°1′E / 5.050°N 96.017°E / 5.050; 96.017
Pidie adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di kecamatan Kota Sigli, kabupaten ini merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar kedua di provinsi Aceh setelah kabupaten Aceh Utara. Jumlah penduduk Pidie pada akhir tahun 2023 sebanyak 444.898 jiwa, dengan kepadatan 181 jiwa/km2.
Pidie sebelumnya adalah kerajaan Pedir yang berbeda dengan Aceh, sehingga sampai sekarang Pidie tidak disebut sebagai Aceh Pidie, melainkan kabupaten Pidie saja. Ketika terjadi konfrontasi dengan Portugal, maka kerajaan Pedir menggabungkan diri dengan Kerajaan Aceh untuk melawan Penjajah Portugis. Daerah ini merupakan tempat cikal bakal lahirnya Gerakan Aceh Merdeka atau Hasan Tiro yang kini bermukim di Swedia. Namun anehnya, pergolakan justru paling banyak terjadi di kawasan tetangganya dibanding Pidie sendiri.
Ketika Meureudu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Kerajaan Poli (Pedir) sebagai cikal bakal daerah Pidie. Keberadaan dan sejarah kerajaan-kerajaan tersebut masih perlu ditelusuri lagi. Catatan-catatan sejarah yang ada sekarang, hanya sedikit yang menjelaskan tentang hal itu. Meski demikian, kedatangan Sultan Iskandar Muda ke Negeri Meureudu sebelum menyerang Pahang di Semenanjung Malaya bisa membuka sedikit tabir informasi tersebut.
Informasi mengenai kerajaan-kerajaan di Pidie dan Pidie Jaya sekarang lebih banyak didominasi oleh sejarah daerah tersebut setelah berada di bawah kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam. Malah Negeri Meureudu dalam Kerajaan Aceh Darussalam memiliki peranan penting sebagai lumbung pangan. Informasi-informasi tentang keberadaan Negeri Meureudu sebelum Kerajaan Aceh Darussalam masih perlu penelitian lebih lanjut. Untuk membuka tabir informasi ke arah sana, keterangan dari sejarawan H M Zainuddin bisa menjadi informasi awal.
H M Zainuddin dalam makalahnya Aceh Dalam Inskripsi dan Lintasan Sejarah pada seminar sejarah dan budaya Aceh pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) II Agustus 1972 mengungkapkan, sebelum Islam masuk ke Aceh, di Aceh telah berkembang kota-kota kerajan hindu seperti: Kerajaan Poli di Pidie yang berkembang sekitar tahun 413 M. Kerajan Sahe sering juga di sebut Sanghela di kawasan Ulei Gle dan Meureudu, kerajan ini terbentuk dan dibawa oleh pendatang dari pulau Ceylon. Kerajaan Indrapuri di Indrapuri. Kerajaan Indrapatra di Ladong. Kerajaan Indrapurwa di Lampageu, Kuala pancu (Ujong Pancu, -red).
Semua kota-kota Hindu tersebut setelah islam kuat di Aceh dihancurkan. Bekas-bekas kerajaan itu masih bisa diperiksa walau sudah tertimbun, seperti di kawasan Paya Seutui Kecamatan Ulim (perbatasan Ulim dengan Meurah Dua), reruntuhan di Ladong. Bahkan menurut H M Zainuddin, masjid Indrapuri dibangun diatas reruntuhan candi. Pada tahun 1830, Haji Muhammad, yang lebih dikenal sebagai Tuanku Tambusi juga meruntuhkan candi-candi dan batunya kemudian dimanfaatkan untuk membangun masjid dan benteng-benteng.
Untuk mengungkap tentang keberadaan Kerajaan Sahe/Sanghela itu, maka perlu diadakan penelitian secara arkeologi ke daerah Paya Seutui yang disebut H M Zainuddin tersebut. Dalam makalahnya H M Zainuddin mengatak pernah ada temuan sisa-sisa kerajaan Sahe/Sanghela itu di kawasan persawahan di Paya Seutui, namun ia tidak jelas menyebutkan di Paya Seutui bagian mana itu ditemukan.
Untuk mengetahui keberadaan para pendiri dan penduduk Kerajaan Sahe/Sanghela tersebut, informasi dari asal-usul kerajaan Poli/Pedir di Kabupaten Pidie sekarang mungkin bisa membantu, karena keberadaan negeri Meureudu dan Negeri Pedir keduanya tak bisa dipisahkan.
Selama ini kita mengetahui asal mula daerah Pidie sekarang adalah Kerajaan Poli atau Pedir, tapi ternyata jauh sebelumnya sudah ada Kerajaan Sama Indra sebagai cikal bakalnya. Kuat dugaan, Kerajaan Sama Indra ini berkembang pada waktu yang sama dengan kerajaan Sahe/Sanghela di Meureudu atau bisa jadi satu kesatuan yang hidup saling berdampingan.
Informasi tentang keberadaan Kerajaan Sama Indra ini diungkap oleh sejarawan lainnya, M Junus Djamil dalam sebuah buku yang disusun dengan ketikan mesin tik. Buku dengan judul Silsilah Tawarick Radja-radja Kerajaan Aceh itu diterbitkan oleh Adjdam-I/Iskandar Muda tidak lagi jelas tahun penerbitnya. Tapi pada kata pengantar yang ditulis dengan ejaan lama oleh Perwira Adjudan Djendral Kodam-I/Iskandar Muda, T Muhammad Ali, tertera 21 Agustus 1968.
Buku setebal 57 halaman itu pada halaman 24 berisi tentang sejarah Negeri Pidie/Sjahir Poli. Kerajaan ini digambarkan sebagai daerah dataran rendah yang luas dengan tanah yang subur, sehingga kehidupan penduduknya makmur.
M Junus Djamil menyebutkan batas-batas kerajaan ini meliputi, sebelah timur dengan Kerajaan Samudra/Pasai, sebelah barat dengan Kerajaan Aceh Darussalam, sebelah selatan dengan pegunungan, serta dengan selat Malaka di sebelah utara. Bila merujuk pada batas yang disebutkan tersebut, berarti kerajaan Sahe/Sanghela termasuk dalam wilayah kerjaan Sama Indra di bagian timur.
Suku yang mendiami kerajaan ini berasal dari Mon Khmer yang datang dari Asia Tenggara yakni dari Negeri Campa. Suku Mon Khmer itu datang ke Poli beberapa abad sebelum masehi. Rombongan ini dipimpin oleh Sjahir Pauling yang kemudian dikenal sebagai Sjahir Poli. Mereka kemudian berbaur dengan masyarakat sekitar yang telah lebih dahulu mendiami kawasan tersebut.
Setelah berlabuh dan menetap di kawasan itu, Sjahir Poli mendirikan sebuah kerajaan yang dinamai Kerajaan Sama Indra. Waktu itu mereka masih menganut agama Budha Mahayana atau Himayana. Oleh M Junus Djamil diyakini dari agama ini kemudian masuk pengaruh Hindu.
Tentang kedatangan bangsa Mon Khmer itu juga diungkapkan H Muhammad Said dalam makalah sejarahnya, Wajah Rakyat Aceh dalam Lintasan Sejarah, pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) II, Agustus 1972 Ia menjelaskan, pada tahun 1891, seorang peneliti asing bernama G K Nieman sudah menemukan 150 kata dari bahasa Campa dalam bahasa Aceh. Demikian juga dengan bahasa Khmer (Kamboja) tetapi yang sangat dominan adalah bahasa Melayu dan bahasa Arab.
Sementara tentang pengaruh Hindu di Aceh pernah diungkapkan oleh sejarawan Belanda JC Van Luer, yang mengatakan bahwa sejarah dan budaya Aceh sebelum kedatangan Islam dan bangsa barat telah terisi dengan landasan Hindu-sentris (Indonesia Trade and Society, hal 261)
Lama kelamaan Kerajaan Sama Indra pecah mejadi beberapa kerajaan kecil. Seperti pecahnya Kerajaan Indra Purwa (Lamuri) menjadi Kerajaan Indrapuri, Indrapatra, Indrapurwa dan Indrajaya yang dikenal sebagai kerajaan Panton Rie atau Kantoli di Lhokseudu. Bisa jadi juga, Kerjaan Sahe/Sanghela berdiri setelah Kerajaan Sama Indra ini pecah menjadi beberapa kerajaan kecil, hingga kemudian membentuk sebuah kerajaan tersendiri.
Kala itu Kerajaan Sama Indra menjadi saingan Kerajaan Indrapurba (Lamuri) di sebelah barat dan kerajaan Plak Plieng (Kerajaan Panca Warna) di sebelah timur. Kerajaan Sama Indra mengalami goncangan dan perubahan yang berat kala itu. Menurut M Junus Djamil, pada pertengahan abad ke-14 masehi penduduk di Kerajaan Sama Indra beralih dari agama lama menjadi pemeluk agama Islam, setelah kerajaan itu diserang oleh Kerajaan Aceh Darussalam yang dipimpin Sultan Mansyur Syah (1354 – 1408 M). Selanjutnya, pengaruh Islam yang dibawa oleh orang-orang dari Kerajaan Aceh Darussalam terus mengikis ajaran hindu dan budha di daerah tersebut.
Setelah kerajaan SamaIndra takluk pada Kerajaan Aceh Darussalam, makan sultan Aceh selanjutnya, Sultan Mahmud II Alaiddin Johan Sjah mengangkat Raja Husein Sjah menjadi sultan muda di negeri Sama Indra yang otonom di bawah Kerajaan Aceh Darussalam. Kerajaan Sama Indra kemudian berganti nama menjadi Kerajaan Pedir, yang lama kelamaan berubah menjadi Pidie seperti yang dikenal sekarang.
Meski sebagai kerajaan otonom di bawah Kerajaan Aceh Darussalam, peranan raja negeri Pidie tetap dipererhitungkan. Malah, setiap keputusan Majelis Mahkamah Rakyat Kerajaan Aceh Darussalam, sultan tidak memberi cap geulanteu (stempel halilintar) sebelum mendapat persetujuan dari Laksamana Raja Maharaja Pidie. Maha Raja Pidie beserta uleebalang syik dalam Kerajaan Aceh Darussalam berhak mengatur daerah kekuasaannya menurut putusan balai rakyat negeri masing-masing.
Masih menurut M Junus Djamil, setelah Sultan Mahmud II Alaiddin Jauhan Syah raja Kerajaan Aceh Darussalam Mangkat, maka Sultan Husain Syah selaku Maharaja Pidie diangkat sebagai penggantinya. Ia memerintah Kerajaan Aceh dari tahun 1465 sampai 1480 Masehi. Kemudian untuk Maharaja Pidie yang baru diangkat anaknya yang bernama Malik Sulaiman Noer. Sementara putranya yang satu lagi, Malik Munawar Syah diangkat menjadi raja muda dan laksamana di daerah timur, yang mencakup wilayah Samudra/Pase, Peureulak, Teuminga dan Aru dengan pusat pemerintahan di Pangkalan Nala (Pulau Kampey).
Kabupaten Pidie memiliki 23 kecamatan dan 730 gampong dengan kode pos 24115-24186 (dari total 243 kecamatan dan 5827 gampong di seluruh Aceh). Per tahun 2010 jumlah penduduk di wilayah ini adalah 378.278 (dari penduduk seluruh provinsi Aceh yang berjumlah 4.486.570) yang terdiri atas 183.675 pria dan 194.603 wanita (rasio 94,38). Dengan luas daerah 316.924 ha (dibanding luas seluruh provinsi Aceh 5.677.081 ha), tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini adalah 133 jiwa/km² (dibanding kepadatan provinsi 78 jiwa/km²). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 437.740 jiwa dengan luas wilayahnya 3.086,95 km² dan sebaran penduduk 142 jiwa/km².
Dapatkan SIA Surat Izin Alat Jib Crane dan Surat Izin Operator Jib Crane di:
-
KAB. ALOR,NUSA TENGGARA TIMUR
-
KOTA TANJUNG BALAI,SUMATERA UTARA
-
Kabupaten Jayawijaya,Papua Pegunungan
-
KAB. JEMBRANA,BALI
-
KAB. TANA TORAJA,SULAWESI SELATAN
-
KOTA TASIKMALAYA,JAWA BARAT
-
KAB. SUMENEP,JAWA TIMUR
-
KAB. BOJONEGORO,JAWA TIMUR
-
KAB. PURBALINGGA,JAWA TENGAH
-
KAB. TEBO,JAMBI
-
KAB. PULAU TALIABU,MALUKU UTARA
-
KAB. SAMPANG,JAWA TIMUR
-
KAB. LOMBOK TIMUR,NUSA TENGGARA BARAT
-
KAB. BERAU,KALIMANTAN TIMUR
-
KAB. TABANAN,BALI
-
KAB. BOLAANG MONGONDOW UTARA,SULAWESI UTARA
-
KAB. PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,SUMATERA SELATAN
-
KAB. JAYAWIJAYA,PAPUA
-
KOTA SUKABUMI,JAWA BARAT
-
KAB. BONE BOLANGO,GORONTALO
-
KAB. NIAS,SUMATERA UTARA
-
Kabupaten Deiyai.,Papua Tengah
-
KAB. MANDAILING NATAL,SUMATERA UTARA
-
KAB. BANTUL,DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
-
KOTA PEKANBARU,RIAU
-
KAB. MAROS,SULAWESI SELATAN
-
KOTA GUNUNGSITOLI,SUMATERA UTARA
-
KAB. LANNY JAYA,PAPUA
-
KOTA BENGKULU,BENGKULU
-
KAB. ACEH TAMIANG,ACEH
Kesimpulan
SIA dan SIO adalah sertifikat kelayakan yang sangat penting dalam industri konstruksi dan manufaktur. Kedua sertifikat ini tidak hanya meningkatkan keselamatan kerja tetapi juga efisiensi operasional dan kualitas produksi. Dengan mematuhi standar kelayakan dan terus mengembangkan kompetensi operator, perusahaan dapat mencapai keberhasilan jangka panjang dan menjaga reputasi yang baik di mata pelanggan dan regulator.